Pengertian Break Even Point
Berdasarkan laman Investopedia, break even point adalah titik impas di mana laba yang dihasilkan memiliki nilai yang sama dengan nilai yang dibutuhkan untuk proses produksi.
Dapat dikatakan, titik impas adalah kondisi dimana jumlah keseluruhan pendapatan sama dengan jumlah keseluruhan pengeluaran dalam setiap produksi barang atau jasa. Pada posisi ini, laba akan bernilai nol mutlak, atau orang awam menyebutnya dengan istilah balik modal.
Dasar-Dasar Break Even Point
Dalam ilmu ekonomi, terutama ilmu akuntansi dan manajemen keuangan, mengetahui nilai break even point suatu produk itu adalah hal yang mendasar. Hal itu dikarenakan, dari break even point maka perusahaan bisa mengetahui prediksi keuangan perusahaan di periode-periode berikutnya. Maka, sebagai pengusaha perlu mengetahui konsep yang merupakan asumsi-asumsi dasar dalam penentuan break even point adalah sebagai berikut:
- Biaya yang menjadi elemen utama dalam penghitungan break even point harus termasuk ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
- Nilai biaya tetap akan tetap konstan meskipun terjadi perubahan aktivitas produksi.
- Nilai biaya variabel secara keseluruhan akan berubah sesuai dengan perubahan volume kapasitas produksi.
- Selama periode analisis adalah harga jual per unit tetap, sehingga selama waktu tersebut tidak ada perubahan harga jual dari perusahaan.
- Dalam penghitungan BEP, jumlah produk yang dihasilkan selalu dianggap telah habis terjual.
- Perhitungan BEP bisa berlaku untuk satu produk, namun jika perusahaan memproduksi banyak produk maka diperlukan perimbangan hasil penjualan pada setiap produk.
Asumsi dasar ini akan membantu Anda dalam pengimplentasian rumus perhitungan Break Even Point. Bisa dikatakan bahwa dasar-dasar ini merupakan aturan tetap untuk menghitung BEP yang benar. Jika mengabaikan hal ini, maka akan terjadi kesalahan dalam perhitungan nilai BEP.
Tujuan Analisa Break Even Point
Setelah mengetahui dasar-dasar titik impas ini, perlu juga Anda mengetahui tujuan dari analisa BEP ini. Terdapat beberapa fungsi dari BEP bagi perusahaan. Berikut empat fungsi dari mengetahui nilai BEP.
- Mengetahui nilai BEP membantu pengusaha dalam menentukan volume kapasitas produksi yang tersisa setelah tercapainya BEP. Dengan mengetahui nilai BEP tersebut, maka Anda akan mendapatkan proyeksi laba maksimum yang dapat diperoleh.
- Dengan adanya nilai BEP, maka perusahaan bisa menentukan langkah efisiensi kerja yang bisa dilakukan. Sebagai contoh, penggantian tenaga kerja dengan mesin. Saat terjadi otomatisasi produksi, maka akan terjadi perubahan pada biaya tetap dan biaya variabel. Hal ini dikarenakan biaya variabel yang semula berasal dari biaya kerja digantikan oleh biaya tetap berupa mesin.
- Nilai BEP membantu pengusaha untuk mengetahui perubahan nilai laba jika terjadi perubahan harga produk. Hubungan antara nilai BEP, harga produk serta laba adalah hubungan sejajar, maka jika salah satu nilai dari elemen tersebut meningkat maka elemen yang lain juga akan mengalami peningkatan, begitu pula sebaliknya.
- Karena BEP berfungsi untuk mengetahui perubahan laba, maka BEP juga bisa menentukan kerugian yang terjadi. Bagi pengusaha, dengan mengetahui nilai BEP maka pengusaha bisa mengantisipasi nilai kerugian ketika terjadi penurunan pada penjualan.
Manfaat Analisa Break Even Point
Penerapan penggunaan konsep BEP dapat diimplementasikan pada semua jenis bidang usaha baik usaha kecil hingga berskala besar. Ada tiga manfaat dari analisa BEP dalam sebuah bisnis. Berikut tiga manfaat dari BEP adalah sebagai:
- Pedoman bagi pengusaha untuk memberikan nilai investasi yang tepat sehingga bisa mengimbagi biaya produksi awal.
- Bahan analisis bagi perusahaan untuk mengetahui nilai jual beli saham, perencanaan anggaran dan proyeksi keuangan perusahaan.
- Patokan dalam menentukan margin, agar perusahaan memperoleh keuntungan bukan kerugian.
Pada dasarnya dengan mengetahui nilai ini maka akan lebih mudah bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan pada periode berikutnya. Selain itu, dengan adanya BEP ini maka pengusaha akan dituntut lebih jeli dan berinovasi di berbagai bidang agar usahanya tetap eksis.
Faktor-faktor yang Meningkatkan Break Even Point Perusahaan
Penting untuk menghitung titik impas perusahaan untuk mengetahui target minimum mereka untuk menutupi biaya produksi. Namun, ada kalanya BEP meningkat atau menurun, bergantung pada faktor-faktor tertentu. Berikut beberapa faktornya:
1. Peningkatan penjualan pelanggan
Ketika ada peningkatan penjualan pelanggan, itu berarti ada permintaan yang lebih tinggi. Perusahaan kemudian perlu memproduksi lebih banyak produknya untuk memenuhi permintaan baru ini yang, pada gilirannya, menaikkan BEP untuk menutupi biaya tambahan tersebut.
2. Kenaikan biaya produksi
Bagian tersulit dalam menjalankan bisnis adalah ketika penjualan pelanggan atau permintaan produk tetap sama sementara harga biaya variabel meningkat, seperti harga bahan baku.
Ketika itu terjadi, BEP juga naik karena adanya biaya tambahan. Selain biaya produksi, biaya lain yang mungkin meningkat antara lain sewa gudang, kenaikan gaji karyawan, atau tarif utilitas yang lebih tinggi.
3. Perbaikan peralatan
Dalam kasus di mana jalur produksi terputus-putus, atau bagian dari jalur perakitan rusak, BEP meningkat karena jumlah target unit tidak diproduksi dalam kerangka waktu yang diinginkan. Kegagalan peralatan juga berarti biaya operasional yang lebih tinggi dan, oleh karena itu, impas yang lebih tinggi.
Cara Mengurangi Break Even Point
Agar bisnis menghasilkan keuntungan lebih tinggi, BEP harus diturunkan. Berikut cara paling efektif untuk menguranginya.
1. Naikkan harga produk
Ini adalah sesuatu yang tidak semua pemilik bisnis ingin lakukan tanpa ragu-ragu, karena takut kehilangan beberapa pelanggan.
2. Lakukan outsourcing
Profitabilitas dapat meningkat ketika bisnis memilih outsourcing, yang dapat membantu mengurangi biaya produksi ketika volume produksi meningkat.
Anda dapat mengetahui keuntungan usaha Anda melalui Laporan Keuangan, untuk penanganan lanjutan, konsultasikan segera bersama kami disini