Apa Itu Klasifikasi Biaya?
Nah sebelum membahas mengenai contoh dan fungsi klasifikasi biaya, maka akan menjadi lebih lengkap membahas pengertiannya dahulu.
Mengutip dari Finance Strategist, Ide klasifikasi biaya adalah mengumpulkan, mengklasifikasikan, mencatat, dan mengalokasikan pengeluaran dengan tepat untuk menentukan biaya produk atau jasa.
Setelah mengumpulkan biaya, biaya tersebut diklasifikasikan untuk memastikan identifikasinya dengan pusat biaya atau unit biaya.
Biaya mempunyai ciri atau karakteristik yang berbeda-beda, dan dikelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan kesamaan ciri-cirinya.
Klasifikasi biaya memiliki pengertian sebagai sebuah pengelompokan dan elemen biaya secara sistematis dalam penggolongan tertentu.
Kegiatan klasifikasi biaya sendiri bertujuan untuk membuat laporan terkait mengenai data yang ada.
Selain itu bertujuan memberikan data keuangan perusahaan secara faktual berdasarkan peruntukan dan penggolongan.
Dimana sumber dari klasifikasi ini sendiri didasarkan pada sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang.
Klasifikasi ini sendiri disusun dengan tujuan tertentu misalnya untuk membuat evaluasi keuangan, pelaporan keuangan atau lainnya.
Klasifikasi biaya juga memiliki berbagai jenis sumber klasifikasinya yang akan dibahas pada uraian selanjutnya.
Bagaimana Contoh Sebuah Klasifikasi Biaya?
Biaya dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda untuk tujuan yang berbeda.
Biaya dapat dikategorikan menurut:
- Fungsi manajemen,
- Kemudahan keterlacakan,
- Waktu pembayaran terhadap pendapatan,
- Perilaku sesuai dengan aktivitas, dan
- Relevansi dengan pengambilan keputusan.
1. Menurut Fungsi Manajemen
Biaya Produksi
dikeluarkan di pabrik untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi. Ini termasuk biaya bahan baku yang digunakan (bahan langsung), tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Biaya Non-Manufaktur
tidak dikeluarkan untuk mengubah bahan menjadi barang jadi. Ini termasuk biaya penjualan (seperti biaya iklan, biaya pengiriman, gaji dan komisi penjual) dan biaya administrasi (seperti gaji eksekutif dan biaya hukum).
2. Menurut Kemudahan Pelacakan
Biaya langsung
biaya yang dapat dilacak langsung ke objek penetapan biaya tertentu seperti produk, departemen, atau cabang tertentu.
Contohnya termasuk bahan dan tenaga kerja langsung. Beberapa biaya operasional juga dapat diklasifikasikan sebagai biaya langsung, seperti biaya iklan untuk produk tertentu.
Biaya tidak langsung
biaya yang tidak dapat dilacak ke objek penetapan biaya tertentu. Mereka juga disebut biaya umum atau biaya bersama.
Biaya tidak langsung termasuk biaya overhead pabrik dan operasi yang menguntungkan lebih dari satu produk, departemen, atau cabang.
3. Menurut Pengaturan Waktu terhadap Pendapatan
Biaya Produk
Biaya produk adalah biaya inventori. Mereka membentuk bagian dari inventaris dan dibebankan terhadap pendapatan, yaitu biaya penjualan, hanya ketika dijual.
Semua biaya produksi (bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik) adalah biaya produk.
Biaya Periode
Biaya periode tidak dapat diinventarisasi dan dibebankan terhadap pendapatan segera.
Biaya periode mencakup biaya non-manufaktur, yaitu biaya penjualan dan biaya administrasi.
4. Menurut Perilaku sesuai dengan Aktivitas
Biaya Variabel
bervariasi dalam proporsi sebanding dengan perubahan aktivitas. Contohnya termasuk bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan komisi penjualan berdasarkan penjualan.
Biaya Tetap
Biaya yang tetap konstan terlepas dari tingkat aktivitas. Contohnya termasuk sewa, asuransi, dan penyusutan menggunakan metode garis lurus.
Biaya Campuran
Biaya yang bervariasi secara total tetapi tidak sebanding dengan perubahan kegiatan. Ini pada dasarnya termasuk ramuan biaya tetap ditambah biaya variabel tambahan.
Contohnya adalah biaya listrik yang terdiri dari jumlah tetap ditambah biaya variabel berdasarkan penggunaan.
5. Menurut Relevansi dengan Pengambilan Keputusan
Biaya yang Relevan
Biaya yang akan berbeda di bawah tindakan alternatif. Dengan kata lain, biaya ini merujuk pada biaya yang akan memengaruhi keputusan.
Biaya Standar
Biaya yang telah ditentukan berdasarkan pada beberapa dasar yang masuk akal seperti pengalaman masa lalu, jumlah yang dianggarkan, standar industri, dll.
Biaya aktual yang dikeluarkan dibandingkan dengan biaya standar.
Biaya Peluang
Manfaat hilang atau dilepaskan ketika suatu alternatif dipilih daripada yang lain.
Contoh: Jika sebuah bisnis memilih untuk menggunakan bangunannya untuk produksi daripada menyewakannya kepada penyewa, biaya peluang adalah pendapatan sewa yang akan diperoleh jika bisnis memilih untuk menyewakan.
Biaya Hangus
Biaya historis yang tidak akan membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan.
Tidak seperti biaya yang relevan, mereka tidak memiliki dampak pada masalah yang dihadapi.
Biaya yang Dapat Dikendalikan
Merujuk pada biaya yang dapat dipengaruhi atau dikendalikan oleh manajer.
Manajer segmen harus dievaluasi berdasarkan biaya yang dapat mereka kontrol.
Fungsi Adanya Klasifikasi Biaya dalam Berbisnis
Setelah mengetahui beberapa contoh dari adanya klasifikasi biaya, maka berikut ini adalah fungsi penting klasifikasi dalam berbisnis.
Bagi yang tengah melakoni bisnis, simak uraian berikut ini ya!
1. Membuat Akurasi Data Pembiayaan
Fungsi dari klasifikasi biaya yang pertama adalah untuk membuat akurasi data sebuah pembiayaan menjadi jelas dan tidak samar.
Sehingga perusahaan sendiri bisa memiliki data terkait mengenai perkembangan keuangan perusahaannya,
Pada akhirnya pembuatan laporan keuangan bisa dilakukan lebih terperinci dan bisa dijadikan evaluasi bersama para pelaku kerja.
2. Membuat Pemisahan Data yang Jelas Sesuai Kebutuhan Divisi dalam Perusahaan
Dengan adanya klasifikasi biaya yang jelas dan transparan maka tentu saja antar divisi perusahaan bisa mengajukan sesuai dengan kebutuhannya.
Baik untuk penggajian pekerja misalnya, atau sebagai biaya penambahan mesin operasional, kegiatan investasi dan banyak lainnya.
Klasifikasi ini bisa membantu perusahaan untuk memisahkan setiap data keuangan yang dibutuhkan sesuai jenisnya untuk kemudian dievaluasi jika dibutuhkan.
3. Menekan Kerancuan Pembiayaan
Selain memiliki manfaat dan keuntungan seperti diatas, maka tentu saja peranan dari klasifikasi pembiayaan sendiri dalam perusahaan adalah menghindari kerancuan dan bias pada data keuangan.
Tim evaluator keuangan misalnya saja bisa membuat pencatatan keuangan dengan terperinci jika pembiayaannya sudah terpisah sesuai divisinya.
Klasifikasi juga memudahkan karyawan dalam menyusun laporan keuangan untuk diserahkan pada atasan.
4. Tidak Adanya Kemungkinan Biaya Berulang
Dengan melakukan sebuah klasifikasi pembiayaan dan pembuatan pelaporan maka menjadi memungkinkan sekali untuk menekan data tidak valid.
Data ini sendiri dimaksudkan sebagai sebuah catatan biaya berulang yang bisa saja terjadi dalam penyusunan keuangan.
Klasifikasi yang dilakukan akan menekan kemungkinan ini dan memudahkan keuangan perusahaan dialokasikan pada kepentingan yang tepat.
5. Membawa Keuntungan Perusahaan dalam Pengelolaannya
Divisi keuangan pastinya akan menjadi lebih mudah mengelola rangkaian data keuangan dengan adanya kegiatan klasifikasi ini.
Fungsi dan keuntungan membuat klasifikasi pembiayaan ini jelas sangat banyak bagi perusahaan ketika mengelola jalannya bisnis.
Oleh sebab itu banyak bisnis tidak menyepelekan kegiatan klasifikasi biaya ini pada usaha mereka.
Anda dapat mengetahui keuntungan usaha Anda melalui Laporan Keuangan, untuk penanganan lanjutan, konsultasikan segera bersama kami disini