Penyusutan Fiskal dan Cara Perhitungannya (3/3)

Contoh Perhitungan Penyusutan

Untuk lebih memudahkan penggambaran dan pemahaman akan perhitungan penyusutan fiskal, berikut salah satu contoh kasusnya.

Ari membeli sebuah laptop seharga Rp10.000.000 pada 1 Januari 2021 lalu. Artinya, harta berwujud tersebut masuk dalam harta bukan bangunan kelompok 1. Maka, perhitungan penyusutannya di tahun 2022 dengan metode garis lurus dan metode saldo menurun adalah sebagai berikut.

  • Metode Garis Lurus

= harga beli x 25%

= 10.000.000 x 25%

= 2.500.000

  • Metode Saldo Menurun untuk Penyusutan Tahun 2021

= 10.000.000 x 50%

= 5.000.000

  • Metode Saldo Menurun untuk Penyusutan Tahun 2022

= 10.000.000 – 5.000.000

= 5.000.000

Perbedaan Penyusutan Fiskal dengan Penyusutan Komersial

Secara umum, perbedaan antara penyusutan fiskal dan penyusutan komersial terletaj di perbedaan umur atau metode penyusutan. Perbedaan tersebut diambil dari penggolongan menurut pajak dengan penggolongan dari perusahaan guna menyusutkan fixed asset-nya.

Namun, khusus untuk metode penyusutan saldo menurun, terdapat perbedaan cara dalam perhitungan secara komersial dan fiskal. Perhitungan komersial adalah yang dilaporkan sampai ke laporan keuangan, sedangkan perhitungan fiskal dapat dilihat melalui Report Depreciation List dan Difference Interim Depreciation sampai ke SPT Tahunan.

Informasi ini disampaikan dan untuk penanganan lanjutan dengan : cbmcsolution.id

Previous Post
Penyusutan Fiskal dan Cara Perhitungannya (2/3)
Next Post
DJP dan Ditjen Dukcapil bersiap Menuju Implementasi NIK sebagai NPWP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed