Bingung Mengatur Skala Prioritas Kebutuhan? Ini Caranya!

Pengertian skala prioritas kebutuhan

Skala prioritas kebutuhan merupakan metode yang digunakan untuk menyusun urutan kebutuhan berdasarkan tingkat kepentingan atau urgensinya.

Dengan skala prioritas kebutuhan, Anda dapat menentukan kebutuhan mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu dan mana yang bisa ditunda, sehingga pengelolaan waktu, tenaga, dan resource menjadi lebih efisien.

Dalam kehidupan sehari-hari, skala prioritas kebutuhan sering dipakai untuk mengatur keuangan, mengelola tugas pekerjaan, hingga merencanakan aktivitas keluarga.

Konsep skala prioritas kebutuhan berfokus pada pemenuhan kebutuhan (needs) sebelum keinginan (wants), misalnya mendahulukan pembayaran tagihan listrik daripada membeli gadget baru.

Penyusunan skala prioritas kebutuhan biasanya dimulai dengan membuat daftar seluruh kebutuhan, lalu mengurutkannya berdasarkan tingkat urgensi dan dampaknya terhadap kehidupan Anda.

Kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan umumnya ditempatkan di urutan teratas, sedangkan kebutuhan sekunder dan tersier bisa dipenuhi setelah kebutuhan utama terpenuhi.

Faktor-faktor seperti tingkat urgensi, dampak, ketersediaan resource, kondisi ekonomi, dan kesempatan yang ada sangat memengaruhi penyusunan skala prioritas kebutuhan.

Misalnya, jika Anda memiliki kesempatan langka untuk mendapatkan diskon besar pada suatu produk penting, kesempatan tersebut bisa masuk ke prioritas utama selama kebutuhan pokok sudah terpenuhi.

Skala prioritas kebutuhan juga akan membantu Anda menghindari keputusan impulsif dan prokrastinasi, karena setiap keputusan didasarkan pada urutan kebutuhan yang sudah jelas.

Dengan begitu, Anda bisa lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan tidak mudah terdistraksi oleh keinginan sesaat.

Skala prioritas kebutuhan sangat bermanfaat dalam mengelola anggaran, waktu, dan tenaga, sehingga semua kebutuhan utama dapat terpenuhi dengan optimal.

 

Tips menyusun skala prioritas kebutuhan

1. Tentukan kebutuhan utama terlebih dahulu

Langkah pertama dalam menyusun skala prioritas kebutuhan adalah mengidentifikasi kebutuhan utama Anda. Fokuslah pada kebutuhan pokok seperti makanan, tempat tinggal, dan kesehatan.

Dengan begitu, Anda bisa memastikan kebutuhan dasar sudah terpenuhi sebelum beralih ke kebutuhan sekunder atau tersier.

Jika Anda sedang mempertimbangkan investasi seperti obligasi konversi, pastikan kebutuhan utama sudah aman, sehingga keputusan investasi tidak mengganggu alokasi dana untuk kebutuhan penting.

2. Urutkan berdasarkan tingkat urgensi dan dampak

Setelah daftar kebutuhan tersusun, urutkan berdasarkan tingkat urgensi dan dampaknya terhadap kehidupan Anda.

Kebutuhan yang harus segera dipenuhi, seperti pembayaran tagihan listrik atau cicilan rumah, letakkan di urutan teratas.

Sementara itu, kebutuhan yang bisa ditunda, seperti membeli barang lifestyle atau investasi obligasi konversi, tempatkan di urutan berikutnya. Dengan cara ini, Anda bisa mengelola keuangan lebih efisien dan menghindari pengeluaran tidak terencana.

3. Sesuaikan dengan kondisi keuangan dan sumber daya

Pastikan skala prioritas kebutuhan Anda realistis dan sesuai dengan kondisi keuangan saat ini. Jangan sampai Anda memaksakan membeli sesuatu hanya karena tergiur promo atau tren.

Jika sedang mempertimbangkan obligasi konversi sebagai instrumen investasi, cek dulu apakah dana yang tersedia memang cukup setelah kebutuhan utama terpenuhi.

Dengan begitu, Anda tetap bisa berinvestasi tanpa mengorbankan kebutuhan pokok.

4. Evaluasi dan revisi secara berkala

Kebutuhan bisa berubah seiring waktu, jadi penting untuk selalu mengevaluasi dan merevisi skala prioritas kebutuhan Anda.

Misalnya, ketika ada perubahan penghasilan atau muncul kebutuhan mendadak, segera sesuaikanlah urutan prioritas.

Jika Anda sudah berinvestasi di obligasi konversi, pastikan evaluasi portofolio investasi secara rutin agar tetap sesuai dengan tujuan keuangan dan kebutuhan Anda.

Contoh penerapan skala prioritas kebutuhan

1. Mengelola keuangan pribadi dengan skala prioritas kebutuhan

Anda bisa mulai dengan membuat daftar pengeluaran bulanan dan mengelompokkannya berdasarkan tingkat urgensi.

Misalnya, pembayaran tagihan listrik dan air harus didahulukan sebelum pengeluaran untuk hiburan atau lifestyle.

Dengan skala prioritas kebutuhan, Anda dapat memastikan dana dialokasikan secara tepat sehingga kebutuhan pokok terpenuhi tanpa mengganggu keinginan sekunder.

2. Menyusun jadwal kerja dan tugas harian

Skala prioritas kebutuhan juga efektif untuk mengatur jadwal kerja. Anda bisa mengidentifikasi tugas yang harus selesai hari itu dan memprioritaskan berdasarkan deadline dan dampaknya terhadap proyek.

Dengan cara ini, Anda tidak hanya menyelesaikan tugas tepat waktu, tapi juga menghindari stres akibat penumpukan pekerjaan.

3. Merencanakan liburan dengan skala prioritas kebutuhan

Saat merencanakan liburan, Anda bisa mengatur anggaran berdasarkan kebutuhan utama seperti tiket perjalanan dan akomodasi terlebih dahulu.

Setelah kebutuhan utama terpenuhi, Anda bisa mempertimbangkan pengeluaran untuk aktivitas tambahan seperti tour atau souvenir.

Skala prioritas kebutuhan akan membantu Anda menikmati liburan tanpa khawatir keuangan terganggu.

4. Mengelola investasi dengan skala prioritas kebutuhan

Dalam investasi, skala prioritas kebutuhan akan membantu Anda menentukan instrumen investasi yang sesuai dengan kondisi keuangan dan tujuan.

Misalnya, Anda bisa memprioritaskan investasi di instrumen yang lebih aman sebelum mempertimbangkan investasi dengan risiko lebih tinggi.

Dengan begitu, Anda bisa menjaga kestabilan keuangan sambil mengembangkan aset.

 

Anda dapat mengetahui keuntungan usaha Anda melalui Laporan Keuangan, untuk penanganan lanjutan, konsultasikan segera bersama kami disini

Previous Post
Mengenal Perbedaan Beban Pokok Penjualan dan Harga Jual dalam Bisnis
Next Post
Cek Kosong: Pengertian, Penyebab, dan Cara Menghindarinya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.
You need to agree with the terms to proceed