Apa itu Suku Bunga Acuan?
Sederhananya, suku bunga acuan adalah besaran bunga yang telah ditetapkan setiap bulan oleh bank sentral sebagai acuan produk pinjaman dari bank atau dari lembaga keuangan lain. Tujuan dari ditetapkan kebijakan ini adalah untuk memelihara stabilitas nilai mata uang dan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan. Beberapa faktor tersebut adalah tingkat inflasi, jumlah permintaan pada produk barang, kondisi ekonomi negara, sampai jumlah mata uang yang beredar di masyarakat.
Perlu Anda ketahui, pada mulanya kebijakan ini di Indonesia ini dikenal dengan istilah BI Rate. Lalu pada tanggal 19 Agustus 2016 lalu, suku bunga acuan Indonesia diganti menjadi BI-7 Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR).
Dengan adanya pergantian nama tersebut, BI berharap bahwa kebijakan ini bisa meningkatkan efektivitas kebijakan, yang mana perbedaan utama dari keduanya adalah tentang rentang waktu menarik uang BI7DRR yang lebih singkat daripada BI Rate.
Fungsi Suku Bunga Acuan
Suku bunga acuan adalah suatu alat kebijakan moneter andalan dari pihak Bank Indonesia karena dampaknya yang besar pada kepentingan hidup masyarakat. Nah, berikut ini adalah fungsi dari kebijakan ini.
1. Mengendalikan Laju Inflasi
Kondisi inflasi yang terus meningkat bukanlah suatu hal yang baik untuk negara, karena hal tersebut akan menghadirkan banyak dampak, seperti produsen yang melakukan efisiensi, menurunnya ekspor barang, hingga meningkatnya angka pengangguran. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengendalian agar permasalahan tersebut tidak terjadi lebih jauh.
Nah, fungsi suku bunga adalah agar bisa mengendalikan laju inflasi tersebut, yakni dengan cara meningkatkannya lalu diiringi dengan kenaikan bunga tabungan dan deposito.
Adanya kenaikan ini nantinya mampu mendorong masyarakat untuk mau memilih menyimpan uangnya di bank daripada membelanjakannya agar bisa memperoleh bunga yang lebih tinggi.
Dengan begitu, maka permintaan pada produk barang dan jasa akan cenderung menurun karena masyarakat lebih memilih menyimpan uangnya di bank. Penurunan tersebut bisa membantu negara untuk mengendalikan inflasi.
2. Mencegah Fraud dalam Sistem Perbankan
Setiap bank mempunyai penawarannya masing-masing terkait bunga pinjaman pada debitur. Namun, mereka tidak bisa melakukannya dengan bebas, karena terdapat suku bunga acuan yang harus diikuti dengan baik.
Sebagai pihak bank sentral, maka BI memiliki hak untuk menurunkan atau menaikkan suku bunga acuan sebagai acuan untuk bunga bank konvensional. Oleh karena itu, pihak bank atau lembaga keuangan lain tidak bisa menarik bunga dengan nominal yang tidak wajar dan bisa merugikan pihak debitur.
Jika hal tersebut tetap dilakukan, maka pihak yang berwenang akan secara mudah mendeteksi adanya kecurangan atau fraud dari bank terkait.
3. Mengendalikan Daya Beli Masyarakat
Kenapa daya beli masyarakat harus dikendalikan? Karena hal tersebut bisa memicu terjadinya inflasi dan membuat harga pada produk barang atau layanan jasa tidak bisa dikendalikan.
Ketika terjadi permintaan masyarakat, maka hal tersebut menandakan bahwa harga-harga akan mengalami penurunan. Untuk itu, diperlukan penetapan kebijakan ini dalam mengendalikan daya beli masyarakat.
Saat kebijakan ini diiringi dengan meningkatnya suku bunga, maka masyarakat akan lebih memilih untuk menabung daripada melakukan kredit bank. Sehingga, hal tersebut akan menekan peredaran uang dan menekan terjadinya inflasi.
4. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Agar bisa mendorong terjadinya perkembangan ekonomi, tujuan dilakukannya penurunan suku bunga adalah agar bisa menambah jumlah uang yang beredar. Hal tersebut agar bisa mempermudah masyarakat untuk melakukan pinjaman.
Contohnya, seorang pebisnis UMKM yang tengah memerlukan modal bisnis agar bisa memertahankan bisnisnya di tengah pandemi. Nah, dalam hal ini pihak pemerintah bisa menurunkan suku bunga acuan agar bisa mendorong program pemulihan ekonomi dengan skala nasional.
5. Mengatur Jumlah Uang Beredar
Penetapan kebijakan ini juga memiliki fungsi untuk mengatur peredaran jumlah uang. Ketika suku bunga naik, maka masyarakat akan lebih terdorong untuk menyimpan uangnya dan memilih menabung, sehingga akan mengurangi peredaran jumlah yang.
Sebaliknya, ketika terjadi penurunan pada suku bunga acuan, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat pun akan lebih banyak. Pasalnya, masyarakat akan lebih tertarik untuk meminjam uang di bank.
Anda dapat mengetahui keuntungan usaha Anda melalui Laporan Keuangan, untuk penanganan lanjutan, konsultasikan segera bersama kami disini